Kamis, 16 Juni 2011

JENIS PENELITIAN STUDI KASUS STUDI KASUS DESKRIPTIF, EKSPLORATORI DAN EKSPLANATORI (KAUSAL) ’’

JENIS PENELITIAN STUDI KASUS
STUDI KASUS DESKRIPTIF, EKSPLORATORI DAN EKSPLANATORI (KAUSAL) ’’


Penelitian kasus
            Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam  terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.
Jenis penelitian studi kasus
·      Studi Kasus Deskriptif

Penelitian deskriptif merupakan studi mengenai frekuensi dan distribusi suatu penyakit pada manusia atau masyarakat menurut karakteristik orang yang menderita (person), tempat kejadian (place) dan waktu kejadiannya (time) penyakit.
Contohnya, pada penyakit demam berdarah dengue (DBD), penderita yang sensitif dan mudah terserang adalah kelompok usia balita, tinggal didaerah beriklim tropis dan umumnya terjadi pada saat musim penghujan serta bersifat musiman.
        Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sisitem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa skarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistimatis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

1.   Defenisi
Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari fenomena.

2.   Ciri-ciri metode deskriptif
Secara harafiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Tetapi dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan seara lebih umum sering diberi nama, metode survei.




3.   Jenis-jenis penelitian deskriptif
Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu :
o  Metode survei,
o  Metode deskriptif berkesambungan (continuity deskriptive),
o  Studi kasus,
o  Studi atau penelitian komparatif,
o  Studi waktu gerakan,
o  Analisa kerja dan aktifitas.

4.   Kriteria pokok metode deskriptif
Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan kriteria khusus. Kriteria tersebut adalah :
o  Kriteria umum
1)  Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2)  Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
3)  Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
4)  Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
5)  Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
6)  Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam pengumpulan data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan, jika kerangka teoritis itu telah dikembangkan.
o  Kriteria khusus
1)  Prinsip-prinsip atau data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
2)  Fakta-fakta atau prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
3)  Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

5.   Langkah-langkah umum dalam metode deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sbb:
o  Memilih dan merumuskan masalah
o  Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan
o  Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan.
o  Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk diveritifikasikan.
o  Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
o  Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun secara implicit.
o  Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
o  Membuat tabulasi serta analisa statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
o  Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi social yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
o  Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-hipotesa yang ingin diuji.
o  Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

        Sekarang, timbul pertanyaan mengenai siapa yang menderita (who), di mana tempat kejadian (where) dan kapan terjadinya (when) penyakit tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mempelajari lebih mendalam mengenai segala sesuatu tentang who, where dan when.

o  Who (siapa)
Distribusi penyakit menurut orang adalah menggambarkan siapa atau populasi mana yang menderita penyakit atau mengalami masalah kesehatan, siapa yang memiliki resiko tinggi terkena penyakit, bagaimana gambaran identitas orang tersebut misalnya :
1.  Usia
2.  Jenis kelamin
3.  Ras dan etnis
4.  Status marital
5.  Pekerjaan dan status ekonomi
6.  Agama dan kepercayaan
7.  Pendidikan

o  Where (tempat kejadian)
Tempat terjadinya penyakit merupakan variabel penting karena dapat menyebabkan pada angka kesakitan dan kematian di masyarakat atau kelompok masyarakat menurut tempat tinggalnya. Perbedaan tempat ini dapat bersifat internasional (antarnegara di dunia), nasional (antara propinsi, kabupaten dan kotamadya), atau lokal (antara kota dan desa).

o  When (waktu kejadian)
Waktu merupakan variabel penting dalam penelitian karena terkait erat dengan perubahan meteorologi, migrasi penduduk, bencana alam dan perang, program pelayanan kesehatan dan lain-lain.
Menurut waktu, penyakit dapat terjadi dalam suatu periode tertentu, baik periode yang panjang maupun pendek, atau bahkan sampai bertahun-tahun atau dekade. Berdasarkan lamanya waktu dan besar atau kecilnya frekuensi penyakit yang terjadi di masyarakat, terdapat suatu kecenderungan atau tren penyakit yang terjadi di masyarakat, yaitu :tren sekuler (secular trend), tren musiman dan tren siklus (cyclic trend).


·      Studi Kasus Eksploratori

Penelitian eksploratori adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada.

Penelitian eksploratori bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui. Karena bersifat mendasar, penelitian ini disebut penjelajahan (eksploration) Penelitian eksploratori dilakukan apabila peneliti belum memperoleh data awal sehingga belum mempunyai gambaran sama sekali mengenai hal yang akan diteliti. Penelitian eksploratori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu. Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk memperoleh data primer berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang diperlukan.


·      Studi Kasus Eksplanatori (kausal)

Penelitian eksplanatori atau eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian ini bertitik pada pertanyaan dasar “mengapa”. Orang sering tidak puas hanya sekadar mengetahui apa yang terjadi, bagaimana terjadinya, tetapi juga ingin mengetahui mengapa terjadi. Kita ingin menjelaskan sebab terjadinya suatu peristiwa. Untuk itu, perlu diidentifikasi berbagai variabel di luar masalah untuk mengkonfirmasi sebab terjadinya suatu masalah. Oleh karena itu, penelitian penjelasan ini juga disebut sebagai penelitian konfirmatori (Confirmatory research) dan makin dikenal sebagai penelitian korelasional (Correlational research).
Penelitian kausal, juga menurut Kotler, p. 122, adalah “penelitian yang bertujuan menguji (mengetes) hipotesis tetang hubungan sebab dan akibat.” Dalam pelaksanaannya, penelitian kausal itu dilakukan lazimnya dengan eksperimen. Ada satu hal yang dicoba diterapkan (disebut treatment, diperlakukan sebagai variabel independen yang disimbulkan X) untuk diuji apakah menyebabkan terjadi sesuatu (akibat, efek, diperlakukan sebagai variabel dependen, disimbulkan Y). Singkatnya, apakah X menyebabkan Y.
Melalui penelitian eksplanatori ini dapat diketahui bagaimana korelasi antara dua atau lebih variabel baik pola, arah, sifat, bentuk, maupun kekuatan hubungannya. Penelitian koreslasional ini dimulai dengan pertanyaan implisit atau eksplisit: “Adakah hubungan antara X dan Y?” Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat diperoleh melalui penelitian penjelasan atau korelasional. Berikut ini adalah contoh penelitian korelasional: “Adakah hubungan antara motivasi kerja dan tingkat kemangkiran pegawai?”, “Adakah hubungan antara motivasi kerja dan tingkat kemangkiran pegawai?”.

Ada dua tipe utama penelitian eksplanasi, yaitu penelitian asosiasi yang disebut juga dengan nama penelitian kovariasional, dan penelitian kausal. Ini berhubungan dengan makna yang terkadung dalam hubungan antar-variabel yang mungkin bermakna sebagai asosiasi (tidak menjelaskan sebab-akibat) atau hubungan kausal (menjelaskan sebab-akibat). Baik dalam penelitian koresional maupun kausal, perhatian utama menentukan arah, besar atau kekuatan-kekuatan hubungan, dan bentuk-bentuk hubungan-hubungan yang di observasi.  Jadi, penelitian korelasional dan kausal meliputi obeservasi nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menentukan apakah terdapat hubungan di antara mereka. Hubungan antar-variabel, apakah asosiasional atau kausal, dapat diketahui melalui survei literatur.

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat antara variabel independen (mempengaruhi) degan variabel dependen (dipengaruhi). Contoh : kecerdasan emosi dapat meningkat prestasi siswa dan siswi yang berprestasi berkemungkinan memiliki kecerdasan emosi?

Hubungan kausal (menjelaskan sebab-akibat). Baik dalam penelitian koresional maupun kausal, perhatian utama menentukan arah, besar atau kekuatan kekuatan hubungan, dan bentuk-bentuk hubungan-hubungan yang di observasi. Jadi, penelitian korelasional dan kausal meliputi obeservasi nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menentukan apakah terdapat hubungan di antara mereka. Hubungan antar-variabel, apakah asosiasional atau kausal, dapat diketahui melalui survei literatur.



2 komentar:

  1. pak boleh tidak menggabungkan dua jenis penelitian yaitu penelitian deskritif dan eksplanatori untuk tujuan sama, yaitu mencari hipotsis (ada pengaruh di variabel x terhadap
    variabel y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh sepertinya, asal penjelasannya rinci dan tidak menjadikan hasil penelitian abu-abu

      Hapus